Kamis, 07 Maret 2013

GANGGUAN BERBAHASA


by : Umi Azizah,Fitrotul Ula,Siti Rahmah

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar belakang
Kemampuan bahasa membedakan manusia dengan binatang. Orang tua dengan antusias menunggu perkembangan bicara anak mereka, bila anak tidak dapat bicara normal maka mereka mengira bahwa anak mereka bodoh / retardasi. Sering orang tua memperkirakan bahwa perkembangan bicara pada anak diluar normal merupakan suatu hal yang menghawatirkan, sehingga membawanya ke dokter. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh keseimbangan anak sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori, motorik, psikologis, emosi, dan lingkungan sekitar anak.
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan. Pada anak gangguan ini semakin hari semakin meningkat pesat, beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 – 10 % pada anak sekolah. Prevalensi gangguan bahasa ekspresif terentang dari 3 – 10 % dari semua anak sekolah, yang sebagian besar diperkirakan adalah antara 3 dan 5 %, pada gangguan bahasa ekspresif anak – anak berada dibawah kemampuan yang diharapkan dalam hal pembendaharaan kata, pemakaian keterangan waktu ( tenses ) yang tepat, produksi kalimat yang kompleks, mengingat kata – kata.
Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, gangguan tersebut ada yang ringan sampai yang berat mulai dari yang bisa membaik hingga yang sulit untuk membaik. Dalam makalah penulis hanya membahas khusus tentang “ gangguan bahasa ekspresif ” yang dimaksud untuk membantu pembaca dan mahasiswa perawat dalam memahami konsep ini serta bisa melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan bahasa ekspresif.
BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Perkembangan khas dimana kemampuan anak dalam mengekspresikan bahasa dengan berbicara, jelas dibawah rata – rata anak di usia mentalnya, tetapi pengertian bahasa dalam batas – batas normal, dengan tanpa gangguan articulasi. ( Dr. Rusdi muslim, 2003, 124 )
 PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL
Hemisfer kiri merupakan kemampuan berbahasa yang dimulai sejak dalam kandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah beberapa tahun kemudian. Terdapat 3 area utama pada hemisfer kiri anak khusus untuk berbahasa, yaitu dibagian anterior ( area bicara dan korteks motorik ) dan dibagian posterior ( area wernicke ).
Perkembangan bahasa juga memerlukan fungsi reseptif dan ekspresif. ( www.familychildren.com ) Perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa pada anak normal. (Towne,1983)Umur(bulan) Bahasa reseptif( bahasa pasif ) Bahasa ekspresif( bahasa aktif ) Kegiatan anak terhenti akibat suara Tampak mendengarkan ucapan pembicara, dapat tersenyum pada pembicara Melihat kearah pembicara Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada marah / senang Bereaksi terhadap panggilan namanya Mulai mengenal kata – kata “da – da, papa, mama” Bereaksi terhadap kata – kata “ naik, kemari, dada” Menghentikan aktifitas bila namanya dipanggil Menghentikan kegiatan bila dilarang Secara tepat menirukan variasi suara tinggi Reaksi atas pertanyaan sederhana dengan melihat atau menoleh Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap barbagai pertanyaan verbal Mengetahui dan mengenali nama – nama bagian tubuh Dapat mengetahui dan mengenali gambar – gambar obyek yang sudah akrab dengannya, jika obyek tersebut disebut namanya Akan mengikuti petunjuk yang berurutan ( ambil topimu dan letakkan diatas meja Mengetahui lebih banyak kalimat yang rumit
Vokalisasi yang masih sembarangan, terutama huruf hidup. Tanda – tanda vokal yang menunjukkan perasaan senang, senyum sosial. Tersenyum sebagai jawaban terhadap pembicara. Jawaban vokal terhadap rangsangan sosial. Mulai meniru suara. Protes vokal, berteriak karena kegirangan. Mulai mengguanakan suara mirip kata – kata kacau. Meniru rangkaian suara. Meniru rangkaian suara. Kata – kata pertama mulai muncul. Kata – kata yang kacau mulai dapat dimengerti dengan baik. Mengungkapkan kesadaran tentang obyekyang telah akrab dan menyebut namanya. Kata – kata yang benar terdengar diantara kata – kata yang kacau, sering disertai dengan gerakan tubuhnya. Lebih banyak menggunakan kata - kata dari pada gerakan, untuk mengungkapkan keinginannya. Mulai mengkombinasikan kata –kata ( mobil, papa, mama,berdiri ) Menyebut nama sendiri
 B. FISIOLOGI BICARA
Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernafasan pusat khusus pengantar bicara diotak dalam cortex cerebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.
Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensorik dan motorik :

  • Aspek sensorik meliputi : pendengaran, penglihatan, rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa.
  • Aspek motorik meliputi : mengatur larinx, alat – alat untuk articulasi, tindakkan articulasi dan larinx yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.
Dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbicara, dua pusat bersifat resrtif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus penatalaksanaan bahasa, ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem SSP.

Area broca merupakan pusat bahasa ekspresif.

C. ETIOLOGI
Penyebab gangguan bahasa ekspresif tidak diketahui. Kerusakan serebral dan keterlambatan maturasi dalam perkembangan serebral telah didalilkan sebagai penyebab yang mendasari, tetapi tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut. ( Harorld, dkk, 1997 : hal 767 )
Penyebab gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat kita lihat pada tabel berikut :

Penyebab Efek pada perkembangan bicara
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
b. Tekanan keluarga
c. Keluarga bisu
d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual

2. Emosi
a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan serius pada orang tua
c. Gangguan serius pada anak



3. Masalah pendengaran
a. Konginetal

b. Di dapat


4. Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat
b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam batas rata – rata
c. Retardasi mental

5. Cacat bawaan
a. Palatoschizis
b. Sindrom down
6. Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular
b. Kelainan sensorimotorik
c. Palsi serebral
d. Kelainan persepsi
7. a. Terlambat
b. Gagap
c. Terlambat pemerolehan bahasa
d. Terlambat perolehan struktur bahasa
a. Terlambat pemerolehan bahasa
b. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa
c. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa
a. Terlambat / gangguan bicara yang permanen
b. Terlambat / gangguan bicara yang permanen
a. Terlambat bicara
b. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicaranya
b. Kemampuan bicaranya lebih rendah
a. Mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, mengunyah, dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria
b. Mempengaruhi kemampuan menghisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi, seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat menyebabkan disartria dan dispraksia
d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar disekolah

D. MANIFESTASI KLINIS
Ciri khusus anak dengan gangguan bahasa ekspresif adalah gangguan yang terlihat jelas dengan perkembangan bahasa ekspresif yang sesuai dengan usia, yang menyebabkan pemakaian bahasa verbal / isyarat yang jelas dibawah tingkat yang diharapkan mengingat kapasitas intelektual non verbal anak.
Contoh :
“ Anak usia 18 bulan dengan gangguan bahasa ekspresif ”
Pada usia ini anak biasanya kerap mengucapkan kata sederhana seperti “ mama “dan “ dada “ tapi anak dengan ganggua bahasa ekspresif tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan / bahkan untuk meniru kata atau suara tunggal sehingga tidak ada pembendaharaan kata aktif dari anak dan menunjukkan / menggunakan gerakan badan untuk menyatakan keinginannya. ( Harold, dkk, 1997 : hal 768)

Aram DM (1997) dan Towne (1983), menyatakan bahwa dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak. Jika ditemukan gejala – gejala berikut :
1) Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serat kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.
2) Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.
3) Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kat – kata jangan, da – da dan sebagainya.
4) Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebutkan sepuluh kata tunggal.
5) Pada usia 21 bulan tidak dapat memberi reaksi terhadap perintah ( misalnya duduk, kemari, berdiri ).
6) Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebutkan bagian – bagian tubuh.
7) Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang etrdiri dari 2 buah kata.
8) Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai pembendaharaan kata yang sangat sedikit / tidak mempunyai kata – kat huruf Z pada frase.
9) Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarga.
10) Pada usia 36 bulan dapat mempergunakan kalimat – kalimat sederhana.
11) Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana.
12) Pada usia 36 bulan ucapannya dtidak dapat dimengerti oleh orang diluar keluarganya.
13) Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban, dan lain – lain ).
14) Setelah usia 4 tahun tidak lancar berbicara / gagap.
15) Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.
16) Pada usia berapa saja terdapat hipernassalitas atau hiponasalitas yang nyata atau mempunyai suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat didengar serta terus menerus memperdengarkan suara yang serak.
E. DIAGNOSA BANDING
Dalam retardasi mental, pasien memiliki gangguan keseluruhan dalam fungsi interlektual, seperti yang ditunjukkan oleh intelegensia yang dibawah normal pada semua bidang. Kapasitas dan fungsi intelektual nonverbal pada anak – anakdengan gangguan bahasa ekspresif adalah dalam batas normal.
Pada gangguan bahasa reseptif / ekspresif campuran, pemahaman bahasa (pembacaan sandi) adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usianya, sedangkan pada gangguan bahasa ekspresif, pemahaman bahasa tetap dalam batas normal.
Pada gangguan perkembangan pervasif, anak yang terkena tidak memiliki inner language, rencana simbolik atau khayalan, pemakaian gerak isyarat yang sesuai, atau kapasitas untuk membentuk hubungan sosial yang hangat dan penug arti, disamping karakteristik kognitif utama. Selain itu anak menuinjukkan sedikit atau tidak menunjukkan frustasi dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.sebaliknya semua karakteristik tersebut adalah ditemukan pada anak – anak dengan gangguan bahasa ekspresif.
F. TERAPI
Terapi harus dimulai segera setelah didiagnosa gangguan bahasa ekspresif. Yterapi tersebut terdiri dari latihan pendorong prilaku dan praktek dengan fonem ( unit suara ). Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah frase dengan menggunakan mentode menyusun balok dan terapi bicara konfensional.

G. PROGNOSIS
Pada umumnya, prognosis gangguan bahasa ekspresif adalah baik. Kecepatan dan derajat pemulihan tergantung pada keparahan gangguan, motivasi anak untuk berperan serta dalam terapi, dan pemberian bahasa yang tepat waktu dan intervensi terapitik lain. Adanya atau tidak adanya faktor lain seperti kehilangan pendengaran yang sedang sampai yang parah, retardasi mental ringan, dan masalah emosional parah. Juga mempengaruhi prognosis pemuluhan. Sebanyak 50 % anak – anak dengan ganguan bahasa ekspresif ringan pulih spontan tanpa adanya tanda gangguan bahaasa, tetapi anak – anak dengan gangguan bahasa ekspresif berat mungkin selanjutnya menunjukkan ciri – ciri gangguan bahasa ringan sampai sedang.

1 komentar:

  1. Lucky Club Review 2021 - A Great Casino Site
    Lucky Club is a great site where you can play games online at a safe and secure site. With no 카지노사이트luckclub software requirements, the online casino is a very

    BalasHapus

Template by : kendhin x-template.blogspot.com