BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lambung
sebagai reservoar /penyimpan makanan berfungsi menerima makanan / minuman,
menggiling, mencampur, dan mengosongkan makanan kedalam duodenum. Lambung yang
selalu berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan obat – obatan akan
mengalami iritasi kronik. Lambung sebenarnya terlindungi oleh lapisan mucus,
tetapi oleh karena beberapa factor iritan seperti makanan, minuman dan obat –
obatan anti inflamasi non steroid (OAINS), alcohol dan empedu, yang dapat
menimbulkan defek lapisan mukosa dan terjadi difusi dibalik ion H+ sehingga
timbul gastritis akut atau kronik atau ulkus peptikum (tukak gaster)
Dengan
ditemukannya kuman H. pylori pada kelainan saluran cerna saat ini dianggap H.
pylori merupakan penyebab utama ulkus disamping OAINS, alcohol, dan sindrom
zollingerr Ellison.
1.2 TUJUAN
1.2.1
Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi dan
sesuatu yang berhubungan dengan ulkus peptikum
1.2.2
Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
BAB II
KONSEP
MEDIS
2.1 PENGERTIAN
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa
lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga
sebagai tukak.(misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda denga tukak
akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak
peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga
jejunum. Walaupun aktivitas pencernaan peptic oleh getah lambung merupakan
factor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah
satu factor dari banyak factor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic.(www.medicastore.com)
Ulkus peptikum adalah lesi yang biasanya terdapat di lambung dan duodenum,
kadang-kadang di jejunum yang terjadi karena adanya daya cerna cairan lambung
(asam lambung dan pepsin). Penyakit ini berhubungan dengan banyak factor
seperti ; ras / bangsa, makanan, psikis dan keadaan lambung sendiri.(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke II Media Aesculapius. Jakarta 1997 hal 62-65).
2.2 ETIOLOGI.
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri
gram negatif H. Pylori 90% sangat diyakini sebagai factor penyebab. Penyebab
ulkus peptikum sekresi bikarbonat mukosa, ciri genetic, dan stress. Dan
diketahui, bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terkena
getah asam lambung (asam hidrochlorida) dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan
frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi,
relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada
anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita,
tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria.
Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria.
Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan.
Beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang tidak
diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang
cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak
pasti. Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor predisposisi
signifikan. Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan
golongan darah lebih rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau
AB. Factor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum
mencakup penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol
dan merokok berlebihan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung
dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri dengan agent seperti H. Pylori. Adanya
bakteri ini meningkat sesuai dengan usia. Ulkus karena jumlah hormon gastrin
yang berlebihan, yang diproduksi oleh tumor(gastrinomas-sindrom
zolinger-ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi pada pasien yang
terpajan kondisi penuh stress.
2.3 PATOFISIOLOGI.
Ulkus
peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin,
atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang
rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap
asam klorida.
Sekresi
lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau
rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan
sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat
ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan
pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan
selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
2. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan
kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal
menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3. Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi
gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan
mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus
ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida
disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme
neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila
asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar
mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin
akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil
permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang
tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah
pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi
lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai
darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel.
Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari ketiga
factor ini :
a. hipersekresi asam pepsin
Difusi balik ion H+
Bahan iritan akan menimbulkan defek mukosa barier dan terjadi
difusi balik ion H+. Histamine terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan
asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan permeabelitas pembuluh kapiler, kerusakan
mukosa lambung, gastritis akut/kronik dan tukak gaster.
Plasma membrane epitel lambung terdiri dari lapisan - lapisan
lipid bersifat pendukung mukosa barier. Dalam factor asam lambung termasuk
factor genetic, yaitu seseorang mempunyai massa sel parietal yang besar. Tukak
gaster yang letaknya dekat pylorus atau dijumpai bersama tukak duodeni biasanya
disertai hipersekresi asam, sedangkan bila lokasinya pada tempat lain dilambung
biasanya sisertai hiposekresi asam.
b. kelemahan barier mukosa lambung
Apapun
yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang
merusak mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non
steroid lain, alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom
Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus
peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar.
Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung,
ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor
ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus,
bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓
dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Pendapat
lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi
mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung.
Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin
menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus
dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus
lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini
dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam
dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat
kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
c. Helycobacter Pylori (Hp)
Infeksi kuman Hp akut akan menimbulkan pangastritis kronis atropi
sel mukosa korpus dan kelenjar, metaplasia intestinal dan hipoasiditas. Proses
ini dipengaruhi factor host, bakteri / virulensi dan lingkungan ( asam lambung,
OAINS, empedu, dan factor iritan lainnya) dan terbentuklah tukak gaster.
Timbulnya kelainan lambung oleh kuman Hp bukan melalui proses sitopatikk tetapi
proses imunologis yang ditimbulkannnya. Kuman Hp mengeluaarkan urease yang memecah urea menjadi
ammonium dan CO2 sehingga milieu akan menjadi basah dan kuman Hp terlindungi
terhadap factor merusak dari asam lambung. Disamping itu kuman Hp membentuk
platelet. Actifating factor yang merupakan proinflamatori cytokines. Cytokines
vocuolating yang terbentuk mempunyai efek toksik langsung pada sel epitel
melalui ATP – ase dan proses transport ion.
Cag A gene /Cytokinis associated gene yang menstimulasi
pembentukan IL-8 yang merupakan proinflamatori cytokines kuat menarik sel
polimorf. Terapi eradikasi kuman Hp menyebabkan kesembuhan dan menangkal
kekambuhan ulkus peptikum sehingga mendukung pendapat bahwa kuman Hp memegang
peran dalam patogenesis ulkus peptikum.
2.4 KLASIFIKASI.
Ulkus
Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan
lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung
dan getah pencernaan.
Ulkus yang dangkal disebut erosi.
Ulkus yang dangkal disebut erosi.
Ulkus
duodenalis,
merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum
(usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat
dibawah lambung.
Ulkus
gastrikum lebih
jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung.
Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.
Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.
Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam
kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus
esofagealis.
Ulkus yang terjadi dibawah tekanan karena penyakit berat, luka bakar atau cedera disebut ulkus karena stres.
Ulkus yang terjadi dibawah tekanan karena penyakit berat, luka bakar atau cedera disebut ulkus karena stres.
Per bedaan gambaran ulkus duodenum, ulkus peptikum dan ulkus
stress
|
Ulkus
duodenum
|
Ulkus
peptikum
|
Ulkus
stress
|
Insidensi
|
Usia
puncak 40 th
Ulkus
duodenum /lambung 4:1
Prevalensi
10% dr populasi laki – laki /perempuan: 1:1
|
Usia
puncak: 50 – 60th
Laki-
laki /perempuan 2: 1
Prevalensi
seumur hidup 10%
|
Berhubungan
dengan stress, trauma, sepsis, luka baker, cedera kepala yg berat
Tidak ada
persbedaan jenis kelamin
|
Patogenesis
|
Hiperasiditas
merupakan factor penting
Kolonisasi
H.Pylori dalam lambung dilaporkan 90%-95% pasien.
Penyakit
lain yang berkaitan: hiperparatiroid, penyakit paru kronis, pankreatitis
kronis, sirosis alkoholik
Obat
ulcerogenik, alcohol, tembakau
Golongan
darah O: frekwensi lebih tinggi
Stress
psikososial dan kecemasan kronis dapat menjadi factor penyebab kekambuhan
|
Kerusakan
sawar mukosa tmpaknya merupakan factor penting
Pembentukan
HCl normal atau rendah
Adanya
gastritis akibat H. Pylori
Obat –
obat ulserogenik, alcohol, tembakau.
Refluks
empedu kronis
Tidak
berhubungan dengan gol. Darah
Predisposisi
familial mujngkin akibat infeksi H. pylori intra familial
|
Cedera
kepala: hiperseksresi HCl
Lainnya:
iskemia mukosa lambung, kerusakan sawar mukosa, difusi balik HCl, gastritis
akut,
Erosi
hemoragik lambung yang mungjin disebabkan oleh obat; alcohol dan aspirin
merupakan penyebab tersering
|
Patologi
|
90% pada
bulbus duodeni
|
90% pada
antrum dan kurvatura minor
|
Biasanya
multiple, erosi; lebih sering terletak di lambung, terutama fundus
|
Penyulit
|
Sekitar
10% pasien; sebagian besar berespon terhadap terapi medis
|
Lebih
sering dibandingkan dengan ulkus duodenum
|
|
Perdarahan
|
Sering
pada posterior bulbus duodeni
|
25%
kejadian
|
Penyulit
yang paling sering, mortalitas paling tinggi
|
Perforasi
|
Lebih
Sering bila terletak pada diunding anterior duodenum
|
Lebih
sering pada dinding anterior lambung
|
Sering
|
Obstruksi
|
Sering
|
Jarang
|
|
Keganasan
|
Hampir
tidak pernah terjadi
|
Insidensi
sekitar 4%
|
|
Gambaran
klinik
|
Nyeri
hilang bila diberi makanan Biasanya gizi penderita baik Eksaserbasi musiman
(lebih sering pada musim semi dan gugur)
sering
timbul nyeri pada waktu malam
|
Nyeri
hilang atau timbul bila diberi makanan
Sering
terjadi anoreksia, penurunan BB
Nyeri
waktu malam dapat terjadi
|
Mungkin
asimptomatik sampai timbul penyulit berat seperti perdarahan atau perforasi
|
2.5 KOMPLIKASI.
Sebagian
besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut.
Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.
Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.
·
Perforasi.
Kadang-kadang suatu ulkus menembus seluruh lapisan mukosa sehingga terjadi perforasi usus. Karena isi usus tidak steril, hal ini dapat menyebabkan infeksi rongga abdomen. Nyeri dirasakan secara tiba-tiba, sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar ke seluruh perut. Penderita juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang akan bertambah berat jika penderita menghela nafas dalam. Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk berbaring mematung. Bila ditekan, perut terasa nyeri. Demam Menunjukkan adanya infeksi di dalam perut. Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan segera dan pemberian antibiotik intravena
Kadang-kadang suatu ulkus menembus seluruh lapisan mukosa sehingga terjadi perforasi usus. Karena isi usus tidak steril, hal ini dapat menyebabkan infeksi rongga abdomen. Nyeri dirasakan secara tiba-tiba, sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar ke seluruh perut. Penderita juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang akan bertambah berat jika penderita menghela nafas dalam. Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk berbaring mematung. Bila ditekan, perut terasa nyeri. Demam Menunjukkan adanya infeksi di dalam perut. Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan segera dan pemberian antibiotik intravena
·
Penyumbatan.
Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat episode cedera, peradangan dan pembentukan jaringan perut yang berlubang-lubang. Obstrukasi paling sering terjadi di saluran sempit antara lambung dan usus halus, dan di pilorus (sfingter di lokasi ini). Obstruksi menyebabkan perasaan distensi lambung dan epigastrum, perasaan penuh, mual, dan muntah. Penderita akan mengalami muntah berulang, dan seringkali memuntahkan sejumlah besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya.
Gejala lainnya adalah rasa penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan. Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atu pembedahan.
Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat episode cedera, peradangan dan pembentukan jaringan perut yang berlubang-lubang. Obstrukasi paling sering terjadi di saluran sempit antara lambung dan usus halus, dan di pilorus (sfingter di lokasi ini). Obstruksi menyebabkan perasaan distensi lambung dan epigastrum, perasaan penuh, mual, dan muntah. Penderita akan mengalami muntah berulang, dan seringkali memuntahkan sejumlah besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya.
Gejala lainnya adalah rasa penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan. Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atu pembedahan.
·
Perdarahan
Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:
Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:
a.
Muntah darah segar atau
gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai
endapan kopi
b.Tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.
·
Penetrasi.
Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
Hal ini akan menyebabkan
nyeri tajam yang hebat dan menetap, yang bisa dirasakan diluar daerah yang
terkena (misalnya di punggung, karena ulkus duodenalis telah menembus
pankreas). Nyeri akan bertambah jika penderita merubah posisinya. Jika
pemberian obat tidak berhasil mengatasi keadaan ini, mungkin perlu dilakukan Pembedahan.
2.6 GEJALA DAN TANDA.
☻ Gejala
Ciri
khas dari ulkus adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali. Gejalanya
bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita. Anak-anak dan usia
lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum atau bisa tidak memiliki gejala
sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi. Berikut ini adalah gejala – gejala yang has
pada:
- Ulkus Duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas,
sakit, rasa perut kosong dan lapar. Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru
dirasakan beberapa saat kemudian.
Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada. Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian. Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri. Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan. Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun. Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada. Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian. Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri. Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan. Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun. Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
- Ulkus Gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang
sama dengan ulkus duodenalis. Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan
mengurangi nyeri. Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan
yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang
berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah
setelah makan.
- Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya
merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring.Gejala yang lebih
berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya
perdarahan).
☻ Tanda :
Adapun tanda yang muncul pada penderita ulkus peptikum :
•
Wajah tampak Pucat, pada
konjungtiva tampak anemis, tampak menahan nyeri, diaporesis, BB menurun,
ansietas, pada feses tampak hitam
(melena) dan Muntah (warna merah atau kopi),
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Diperlukan
beberapa pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung
juga bisa menyebabkan gejala yang sama.
- Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur
dimasukkan melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung.
Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan
biopsi.
Keuntungan dari endoskopi:
Keuntungan dari endoskopi:
-
lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus
dalam duodenum dan dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan
rontgen
-
lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani
pembedahan lambung
-
bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena
ulkus.
- Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum
(juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas)
dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan endoskopi.
- Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan
lambung dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah
asam bisa diukur.
Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum dilakukannya pembedahan. - Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi
hitung jenis darah bisa menentukan adanya anemia akibat perdarahan
ulkus.
Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.
2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS
UMUM
a. Farmakoterapi
- Antagonis reseptor
histamine seperti cimetidine ( Tagamet ), ranitidine (Zantac), famotidin ( papcid
), nizatidin (Axid)
- Antasida seperti antasida
magnesium hidroksida (Maalox atau Mylanta), atau antasida aluminuim hidroksida
(Amphaojel atau Anternangel)
- Sukralfat (Carafate),
- Anti kolinergik seperti
propantelin bromide ( Pro – Banthinnae)
b.Penurunan atau penghilangan factor ulserogenik, seperti
merokok (Berhenti merokok karena
tembakau dapat memperlambat penyembuhan), penghentian obat ulserogenik
sementara ulkus masih aktif
c. Modifikasi diet
d.
Penatalaksanaan stress, teknik-teknik
relaksasi, atau sedatif untuk mengatasi pengaruh psikologis.
e. Pembedahan bila
komplikasi terjadi :
-
gastrektomi subtotal (pengangkatan bagian lambung)
-
vagotomi (memotong saraf vagus untuk mengurangi sekresi asam
hidroklorik) dengan piloroplasti ( pembesaran bedah terhadap sfingter pilorik
untuk memungkinkan peningkatan pengosongan lambung pada adanya penurunan
motilitas gastric, yang terjadi setelah vagotomi)
f. Identifikasi dan
penghindaran makanan yang menyebabkan sekresi HCl berlebihan.
g.Pendidikan mengenai menghindari alkohol dan kafein
h.Salah satu kemajuan dalam pengobatan adalah pemberiaan
antibiotik yang spesifik untuk H. pylori.
BAB
III
KONSEP
KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Data
1. Identitas Data
a.Demografi: nama,alamat, pekerjaan,
b. Umur: ulkus duodenum
puncaknya pada usia 40 th dan pada ulkus peptikum puncaknya pada usia 50 – 60
th
c.Jenis Kelamin :Prevalensi 10% dr populasi laki – laki
/perempuan: 1:1( pada ulkus duodenum), Laki- laki /perempuan 2: 1(ulkus
peptikum)
2.Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : Nyeri pada
daerah gaster dan duodenum, resti dehidrasi(emesis skunder terhadap ulkus
peptikum), risti terhadap kondisi perilaku hidup sehat pada lingkungan,
ansietas.
b. Riwayat kesehatan dahulu
: Ada tidaknya
penyakit yang sama sebelunya (ulkus peptikum)
c. Riwayat kesehatan
sekarang : Keluhan yang dirasakan sekarang, penggunaan obat yang mengiritasi
mukosa lambung
3.Pola kesehatan fungsional :
- Pola makan / minum
- Pola kebersihan diri
- Pola penanggulangan
stress
4.pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum : lemas,
pucat.
-
Pemeriksaan abdomen : analisa lambung,
menunjukkan
adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. Pada pemeriksaan
auskultasi bising usus mungkin tidak ada. Pada pemeriksaan perkusi suara yang
dihasilkan hipertympani (kembung)
- Pemeriksaan darah :
anemia akibat emesis pada ulkus dan menentukann adanya H. Pylori
- TTV
5.pemeriksaan penunjang dan terapi :
- Endoskopi
- Rontgen dengan kontras
barium
3.2 DIAGNOSA
a.
Nyeri berhubungan dengan factor penyakit ulkus peptikum aktif.
b.
Resti dehidrasi berhubungan dengan factor kehilangan darah
berlebihan sekunder terhadap penyakit ulkus peptikum.
c.
Resti terhadap perubahan pola hidup berhubungan dengan factor
kurang pengetahuan tentang kondisi, rencana tindakan, dan tindakan perawatan
diri.
d.
Ansietas berhubungan dengan factor rasa takut meninggal karena
factor perdarahan, kehilangan beberapa aspek kemandirian karena penyakit
kronis.
3.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a) Diagnosa keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa
dan spasme otot.
Tujuan :
Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
1. Berikan terapi obat-obatan sesuai
dengan program :
·
Antagonis
histamine, R/ : Mempengaruhi sekresi asam lambung
·
Garam
antibiotic/ Bismuth, R/ : Antibiotik diberikan bersamaan dengan garam Bismuth mematikan H.Pylori
·
Agen
sitoprotektif, R/ : Agen sitoprotektik melindungi mukosa lambung
·
Inhibitor
pompa proton, R/ : Inhibitor pompa proton menurunkan asam lambung
·
Antasida, R/ : Menetralisir asam lambung
·
Antikolinergik,
R/ : Menghambat pelepasan asam lambung
2. Anjurkan menghindari obat-obatan yang
dijual bebas terutama yang mengandung salisilat.
R/ : Obat-obatan yang mengandung salisilat dapat mengiritasi mukosa lambung.
R/ : Obat-obatan yang mengandung salisilat dapat mengiritasi mukosa lambung.
3. Anjurkan klien untuk menghindari
makanan/ minuman yang mengiritasi mukosa lambung : kafein dan alcohol.
R/ : Dapat merangsang sekresi asam hidroklorida.
R/ : Dapat merangsang sekresi asam hidroklorida.
4. Anjurkan klien untuk menggunakan
makanan dan kudapan pada interval yang teratur.
R/ : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan dalam lambung yang membantu menetralisir keasaman sekresi lambung.
R/ : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan dalam lambung yang membantu menetralisir keasaman sekresi lambung.
5. Anjurkan pasien untuk berhenti
merokok
R/ : Merokok dapat merangsang kekambuhan ulkus
R/ : Merokok dapat merangsang kekambuhan ulkus
b) Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri yang berkaitan dengan makanan.
Tujuan :
Mendapatkan nutrisi yang optimal.
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi.
R/ : Makanan dan minuman yang tidak mengiritasi dapat membantu mengurangi nyeri epigastrik.
2) Anjurkan makan dengan jadwal yang teratur, hindari kudapan sebelum waktu tidur.
R/ : Makan teratur membantu menetralisasi sekresi asam lambung; kudapan sebelum tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi.
R/ : Makanan dan minuman yang tidak mengiritasi dapat membantu mengurangi nyeri epigastrik.
2) Anjurkan makan dengan jadwal yang teratur, hindari kudapan sebelum waktu tidur.
R/ : Makan teratur membantu menetralisasi sekresi asam lambung; kudapan sebelum tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
3) Anjurkan makan makanan pada lingkungan yang rileks
R/ :
Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas. Menurunnya ansietas membantu menurunkan sekresi asam hidroklorida.
c) Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan
mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan
informasi yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien mendapatkan
pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari klien.
R/ : Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik klien, tingkat ansietas dan kesiapan mental.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari klien.
R/ : Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik klien, tingkat ansietas dan kesiapan mental.
2) Ajarkan informasi yang
diperlukan : Gunakan kata-kata yang sesuai dengan tingkat pengetahuan klien.
Pilih waktu kapan klien paling nyaman dan berminat. Batasi sesi penyuluhan
sampai 30 menit atau kurang.
R/ : Individualisasi
penyuluhan meningkatkan pembelajaran.
3) Yakinkan klien bahwa
penyakitnya dapat diatasi.
R/ : Memberikan keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada perubahan perilaku.
R/ : Memberikan keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada perubahan perilaku.
d) Diagnosa keperawatan :
Ansietas berhubungan
dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang.
Tujuan : Penurunan ansietas.
Tujuan : Penurunan ansietas.
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan.
1) Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan.
R/ : Komunikasi terbuka
membantu klien mengembangkan hubungan saling percaya yang membantu mengurangi
ansietas dan stress.
2) Jelaskan alasan untuk
mentaati jadwal pemngobatan yang direncanakan :
- Farmakoterapi
- Pembatasan diet
- Modifikasi tingkat aktifitas
- Mengurangi atau menghentikan rokok
R/
: Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebagai rasa takut akibat ketidaktahuan.
Pengetahuan dapat mempunyai pengaruh positif pada perubahan perilaku.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.
R/ : Stresor perlu diidentifikasi sebelum dapat diatasi.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.
R/ : Stresor perlu diidentifikasi sebelum dapat diatasi.
4)
Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan, distraksi dan
imajinasi.
R/ : Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida.
R/ : Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida.
3.4 EVALUASI
EVALUASI
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan
epigastrik atau distensi abdominal. Bising usus mungkin tidak ada. Pemeriksaan
dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus, namun
endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan. Endoskopi GI atas digunakan untuk
mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa
dapat secara langsung dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi telah diketahui
dapat mendeteksi beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X
karena ukuran atau lokasinya. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan
laboratorium adalah negatif terhadap darah samar. Pemeriksaan sekretori lambung
merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat
asam hdroklorida dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang
hilang dengan makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga
mengidentifikasikan adanya ulkus. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan
biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes
laboratorium khusus. Ada juga tes pernafasan yang mendeteksi H. Pylori, serta
tes serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori.
DAFTAR PUSTAKA
Engram, Barbara. 1998. Rencana
Asuhan Keperawatan Medikal BedahI. Jakarta .
EGC
_________.2001. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam jilid I Edisi Ketiga.Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Jakarta.
Prince A Sylvia.2005.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta.EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar